Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koperasi Credit Union dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi kasus: Koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang)
Oleh: Nurlela Ketaren
Oleh: Nurlela Ketaren
Abstract: This research is about the factors that influence The Credit Union
Cooperation in community empowerment (Case study: Credit Union Partisipasi
Sukamakmur Cooperation in District of Sibolangit, Deliserdang Regency). The
problem in this research is what are the factors that influence the success in
Credit Union Cooperation “Partisipasi Sukamakmur” in community empowerment and
how is the community empowerment concept through Credit Union Cooperation
“Partisipasi Sukamakmur”.
This research used the quantitative and qualitative
methods. The total population is the whole members of Credit Union Cooperation
or 204 people. The number of debtors in this Credit Union is 80 people and 50%
of them (40 people) became the sample of this research. From 40 people, the
researcher chose 5 people whom the researcher thought that they have the deep and
necessary knowledge to be informants.
The results of this research
is: the factors which influence the success of Credit Union Cooperation
“Partisipasi Sukamakmur” in community annual operation profits average 75,86
(89,65%) (high enough), the members participation average 32,12 (75,3%) (high
enough), Leadership of team work average 34 (85%) (high enough), about
education average 30,71 (76,78) and also The service Administration/ Management
of Credit Union average 30,91 (77,28%) (high enough).
Community
empowerment through Credit Union Cooperation “Partisipasi Sukamakmur” has been
done through the rountine guidance average 36,62% (91,55%). The efforts are to
improve value and prestige religious activity, social devotion and agriculture.
The community empowerment oriented to create the self effort community (through
the animal breeding activities) which has the similar interest to cooperate,
identified the similar necessity to fulfill the similar necessity. Community
Development in Credit Union Cooperative is the efforts to improve the quality
of social life including economics, education, public health and social culture
improvements. Therefore the factors that influence the success Credit Union
Cooperation “Partisipasi Sukamakmur” have so great influences through the
community empowerment that make it possible for its members to improve their
social life quality and also can enlarge the influences in the process which
influences the social economic and capital in Credit Union Cooperation.
Key words: The factors of success Credit Union and
community empowerment
PENDAHULUAN
Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha
bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi.
Disamping itu koperasi juga merupakan alat bagi golongan ekonomi lemah untuk
menolong dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki
kehidupannya. Semua ini disebabkan karena golongan pengusaha yang ekonominya
kuat, makin jauh meninggalkan golongan ekonomi lemah, sehingga jurang yang nampak
dalam perbedaan sosial ekonomi semakin lebar. Oleh karena itu, semakin lebar
jurang tersebut, semakin sulit membangun kesejahteraan secara merata, dimana
hal ini dapat mengancam stabilitas nasional. Menurut Bung Hatta, koperasi yang
azasnya tersurat dalam pasal 33 UUD 1945 merupakan satu-satunya jalan untuk
mendekatkan jurang perbedaan itu. Karena koperasi merupakan kumpulan orang
bekerja
sama untuk mencapai kesejahteraan bersama,
atau koperasi menjadi indikator yang baik untuk mengatasi kemiskinan pemberdayaan
masyarakat yang ada di pedesaan Indonesia. Menurut Mubyarto (2003: 10),
Indonesia perlu mempertimbangkan penerapan strategi kebijakan ekonomi yang
langsung melibatkan kaum miskin di dalam aneka kegiatan pembangunan demi
pemerataan dan keadilan. Ia juga memberikan saran-saran yang baik yaitu
melibatkan koperasi dalam aneka kegiatan perekonomian karena sebagian besar
koperasi mempunyai anggota yang terdiri dari ekonomi lemah. Jadi pembangunan
koperasi identik dengan mengatasi kemiskinan, minimum kemiskinan anggota
koperasi.
Peranan dan sumbangan koperasi bagi perekonomian semakin lama semakin
penting karena membawa perubahan dalam struktur ekonomi. Koperasi sebagai
sokoguru perekonomian nasional bergantung pada: 1. Sumbangan dan peranan
koperasi dalam perekonomian yang semakin besar dan penting dapat terjadi
secara: sektoral, regional, sumbangan dan bagian koperasi dalam pemilikan dan
permodalan perusahaan; 2. Pertumbuhan struktural dalam perekonomian yang
memperjelas wujud demokrasi ekonomi yang meliputi hal-hal: a. Integrasi
koperasi yang semakin mantap baik secara horizontal maupun vertikal. b. Semakin
terpadunya jaringan koperasi atau Co-operative Network ke dalam
perekonomian nasional. c. Semakin utuhnya ekonomi koperasi sebagai suatu
sistem; baik sistem produksi, pemasaran, keuangan, maupun sistem pengawasan
koperasi. d. Meningkatnya kerjasama antara koperasi dengan BUMN (Badan Usaha
Milik Negara) dan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) dalam menunjang demokrasi,
hal ini berarti mengembangkan koperasi tanpa mengorbankan azas dan sendinya. e.
Pembangunan koperasi mempunyai dampak secara mikro dan makro. Secara mikro
dapat terlihat, meningkatnya manfaat koperasi bagi anggota, meningkatnya
pelayanan koperasi kepada anggota, meningkatnya demokrasi ekonomi dalam
koperasi, meningkatnya wibawa anggota koperasi, meningkatnya hubungan kerja
koperasi dengan pihak lain, meningkatnya hubungan keanggotaan dalam koperasi,
meningkatnya peranan wanita dan pemuda dalam koperasi.
Secara
makro dapat terlihat, koperasi semakin memasyarakat dan semakin melembaga dalam
perekonomian, meningkatnya manfaat koperasi bagi masyarakat dan lingkungan,
pemahaman yang lebih mendalam terhadap azas dan sendi koperasi serta tata kerja
koperasi, meningkatnya produksi, pendapatan dan kesejahteraan akibat adanya
koperasi, meningkatnya pemerataan dan keadilan melalui koperasi, meningkatnya
kesempatan kerja yang ada karena koperasi. Demikianlah peranan, sumbangan serta
dampak pembangunan koperasi dalam perekonomian nasional. Semua ini mengakibatkan
dan pertumbuhan struktural dalam perekonomian nasional yang tergantung pada Co-operative
Growth, Co-operative Share dan Co-operative Effect yang melibatkan,
memberdayakan segenap lapisan masyarakat, sehingga dapat mengatasi kemiskinan.
(Sukamdiyo, 1996)
Pembangunan
partisipasi bertitik tolak dari operasi kebutuhan dan kemampuan masyarakat
setempat. Strategi pembangunan yang akan dikembangkan dipilih dengan
mempelajari kebutuhan dasar yang diperlukan, ketersediaan sumber daya, kondisi
sosial budaya dan ekonomi pedesaan.
Ciri masyarakat desa perlu disadari dalam melaksanakan
pembangunan pedesaan, yaitu keadaan alam, sikap mental, sosial budaya,
pendidikan, dan modal yang rendah. Modal merupakan unsur yang sangat penting
untuk meningkatkan produksi, pendapatan, dan taraf hidup masyarakat desa.
Kekurangan modal sangat membatasi kegiatan usaha untuk bergerak dan dengan
keterbatasan tersebut sulit untuk memperoleh dana dari luar karena membutuhkan
syarat
administrasi
yang rumit yang harus dipenuhi seperti agunan dan sebagainya.
Salah satu
lembaga yang sesuai dengan pembangunan masyarakat pedesaan dalam upaya
pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi, karena koperasi memiliki prinsip
gotong royong, rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan. Organisasi koperasi yang
diperlukan masyarakat adalah koperasi yang jujur dan dinamis sehingga potensi
anggota dalam menghimpun dana dapat terwujud. (Arif S, 2003)
Credit Union berasal dari kata latin Credera
yang artinya percaya. Union/ unus berarti kumpulan, sehingga Credit
Union berarti sekumpulan orang-orang percaya satu sama lain, dalam satu
ikatan pemersatu yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga
menciptakan modal bersama, untuk dipinjamkan diantara sesama mereka dengan
bunga yang layak, untuk tujuan produksi dan kesejahteraan.
Jadi credit union diperuntukkan kepada
setiap orang yang mau menciptakan asset dengan cara menabung dengan
harapan hari esok akan lebih sejahtera. Credit union berbeda dengan koperasi
kredit yang bermakna memberikan kredit, bandingkan dengan kartu kredit, mobil
kredit, rumah kredit dan sebagainya. Semua barang-barang kredit ini diluar
makna credit union karena barang-barang dilunasi secara perlahan-lahan dengan
tidak mempunyai makna menabung didalamnya. Setelah lunas selesai sudah
kreditnya dan orang yang punya kredit tersebut tidak punya asset atau modal,
yang berbeda dengan konsep credit union, nilai kredit tersebut justru menjadi
aset dan menjadi modal yang disebut saham. (Ngo. A. Petrus, 2004)
Apa yang dibuat agar kita dapat menyamai
orang Jepang (negara Jepang). Orang Jepang adalah bangsa yang sangat khawatir
akan hari esok (masa depan) oleh karenanya ia menyisihkan penghasilannya untuk
ditabung adalah prioritas utama, inilah yang membuat Jepang menjadi negara
paling kuat dalam hal menabung, disamping hal-hal lain. Negara Jepang yang kita
ketahui sebagai negara raksasa ekonomi dan kaya, tetapi sangat sederhana dalam
pola hidup sehari-hari. Apa yang dilakukannya agar kita dapat sama dengan orang
Jepang (negara maju). Solusinya dari kekhawatiran masa depan salah satunya
dalah credit union.
Sebagai sebuah lembaga keuangan, sama dengan lembaga
keuangan lainnya, credit union telah memiliki alat/ instrumen organisasi yang
lengkap. Tersedia perangkat manajemen baik untuk tujuan spirit/ konsep-kosep
maupun manajemen dalam arti teknis yang dalam operasionalnya dilaksanakan
masing-masing oleh pengurus dan manajemen (staff).
Credit union partisipasi yang berada di Sukamakmur ini
adalah merupakan koperasi simpan pinjam yang mempunyai program pendidikan dan
pembinaan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan. Anggota credit union
merupakan pilar-pilar yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan credit
union. Partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota melaksanakan kewajiban
dan melaksanakan hak anggota secara bertanggung jawab. (Widiyanti N, 2002)
Keberhasilan credit union terlihat melalui
perkembangan jumlah unit credit union, jumlah anggota, besarnya asset dan
besarnya sisa hasil usaha.
Hal yang merupakan aspek penting dari ukuran
keberhasilan koperasi dari segi partisipasi anggota yaitu keterlibatan langsung
anggota dalam menabung, meminjam, partisipasi mengikuti pendidikan koperasi,
penggunaan pinjaman yang produktif merupakan faktor pendukung keberhasilan
credit union untuk sukses. Perkembangan credit union dipedesaan sebagai lembaga
rakyat merupakan dampak pembangunan yang positif bagi masyarakat pedesaan.
Dengan kata lain credit union dipandang memiliki arti strategis. Untuk membantu
memberdayakan masyarakat pedesaan untuk keluar dari kemiskinan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis ingin
meneliti apa-apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan credit union
partisipasi Sukamakmur.
Credit Union Partisipasi berdiri 10 Februari 1994, jumlah
anggota Desember 2004 sebanyak 204 orang, jumlah simpanan Rp 282.651.425,
jumlah pinjaman Rp 410.512.200, jumlah asset Rp 524.052.998. Bila dilihat dari data-data
tersebut diatas credit union partisipasi
Sukamakmur ini cukup berhasil. (Laporan
RAT, 2004)
Koperasi Credit Union (CU) adalah salah satu koperasi simpan pinjam
yang muncul dan berkembang atas prakarsa masyarakat (Bottom Up) yang
dikelola oleh masyarakat dan melayani masyarakat. Koperasi credit union adalah
salah satu koperasi yang berhasil yang tidak dibina secara langsung oleh
pemerintah tetapi dibina oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Lembaga ini
muncul sebagai alternatif program nasional yang dirancang sesuai dengan keadaan
desa dan juga pada masyarakat yang tidak terjangkau oleh lembaga keuangan
formal seperti bank.
Koperasi
credit union dibawah binaan Yayasan Ate Keleng merupakan wadah koperasi simpan
pinjam, mempunyai program pendidikan dan pembinaan dalam kualitas sumber daya
manusia dan kesejahteraan masyarakat, khususnya hanya diperuntukkan bagi
masyarakat pedesaan. Anggota koperasi merupakan pilar-pilar koperasi yang
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan koperasi. Partisipasi anggota diukur
dari kesediaan anggota untuk melaksanakan kewajiban dan menjalankan hak
keanggotaan secara bertanggung jawab. (Widiyanti N, 2002)
Keberhasilan koperasi terlihat melalui perkembangan jumlah unit
koperasi, jumlah anggota, besarnya aset, dan besarnya sisa hasil usaha. Hal ini
merupakan aspek penting dari ukuran keberhasilan koperasi, akan tetapi
partisipasi anggota atau keterlibatan langsung anggota dalam menabung,
meminjam, dan kesadaran anggota mengikuti pendidikan dan pembinaan koperasi,
serta penggunaan pinjaman untuk produktif merupakan faktor pendukung
keberhasilan koperasi untuk sukses yang perlu dipertimbangkan.
Penggunaan kredit untuk kegiatan produktif akan menambah investasi,
karena dengan bertambahnya produksi akan meningkatkan pendapatan yang akan
berdampak kepada peningkatan tabungan. Keberhasilan koperasi credit union salah
satunya diukur dari Sisa Hasil Usaha (SHU). Semakin bertambah sisa hasil usaha
berarti semakin tinggi partisipasi anggota. Maka anggota akan mendapatkan
deviden dari pembagian sisa hasil usaha tersebut. Perkembangan Koperasi credit
union di pedesaan sebagai lembaga ekonomi rakyat merupakan dampak pembangunan
yang positif bagi masyarakat pedesaan. Dengan kata lain koperasi dipandang
memiliki arti yang strategis pada masa yang akan datang. (Mubyarto, 2003)
Dalam penelitian ini akan diteliti faktor-faktor apa
yang mempengaruhi keberhasilan koperasi credit union Partisipasi dalam
pemberdayaan masyarakat di kecamatan Sibolangit.
Koperasi memiliki peranan yang cukup penting bila dikaitkan dengan
pembangunan ekonomi di desa sesuai dengan kondisi pedesaan yang sebagian besar
masyarakatnya termasuk golongan ekonomi lemah serta memiliki sifat kekeluargaan
dan gotong royong. Maka keberadaan koperasi credit union akan membantu dalam
mengembangkan segala usaha yang ada di masyarakat. Untuk itu perkembangan
keberhasilan koperasi credit union sangat didukung oleh keberadaan partisipasi
anggota koperasi itu sendiri. (Yulinda, 2003: 5)
METODE
Studi ini dilakukan dengan model analisa deskriptif.
Untuk mengumpulkan data tentang berbagai variabel penelitian dilakukan survei
sebagai metode pokok dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai suatu alat pengumpul data.
Populasi penelitian adalah seluruh anggota koperasi Credit
Union yang berjumlah 204 orang. Sampel adalah anggota koperasi yang menggunakan
peminjaman selama satu tahun minimal satu kali yaitu 80 orang. Jumlah 80 orang
peminjam yang menjadi sampel sebanyak 50% dari anggota yang meminjam kredit ke
koperasi Credit Union yaitu 40 orang. Dari sampel yang ada dipilih informan
yang
mempunyai pengetahuan banyak dan mendalam
tentang masalah yang diteliti sebanyak 5 orang. Pembatasan ini semata-mata
karena persoalan waktu dan biaya.
Nama : Randi Dwi Putra
NPM :
25211843
Kelas : 2EB09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar