Minggu, 30 Desember 2012

REVIEW 1 : ABSTRACT, PENDAHULUAN, METODE

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koperasi Credit Union dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi kasus: Koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang)            

Oleh: Nurlela Ketaren   



Abstract: This research is about the factors that influence The Credit Union Cooperation in community empowerment (Case study: Credit Union Partisipasi Sukamakmur Cooperation in District of Sibolangit, Deliserdang Regency). The problem in this research is what are the factors that influence the success in Credit Union Cooperation “Partisipasi Sukamakmur” in community empowerment and how is the community empowerment concept through Credit Union Cooperation “Partisipasi Sukamakmur”.

This research used the quantitative and qualitative methods. The total population is the whole members of Credit Union Cooperation or 204 people. The number of debtors in this Credit Union is 80 people and 50% of them (40 people) became the sample of this research. From 40 people, the researcher chose 5 people whom the researcher thought that they have the deep and necessary knowledge to be informants.

The results of this research is: the factors which influence the success of Credit Union Cooperation “Partisipasi Sukamakmur” in community annual operation profits average 75,86 (89,65%) (high enough), the members participation average 32,12 (75,3%) (high enough), Leadership of team work average 34 (85%) (high enough), about education average 30,71 (76,78) and also The service Administration/ Management of Credit Union average 30,91 (77,28%) (high enough).

 Community empowerment through Credit Union Cooperation “Partisipasi Sukamakmur” has been done through the rountine guidance average 36,62% (91,55%). The efforts are to improve value and prestige religious activity, social devotion and agriculture. The community empowerment oriented to create the self effort community (through the animal breeding activities) which has the similar interest to cooperate, identified the similar necessity to fulfill the similar necessity. Community Development in Credit Union Cooperative is the efforts to improve the quality of social life including economics, education, public health and social culture improvements. Therefore the factors that influence the success Credit Union Cooperation “Partisipasi Sukamakmur” have so great influences through the community empowerment that make it possible for its members to improve their social life quality and also can enlarge the influences in the process which influences the social economic and capital in Credit Union Cooperation.

Key words: The factors of success Credit Union and community empowerment

PENDAHULUAN





Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi. Disamping itu koperasi juga merupakan alat bagi golongan ekonomi lemah untuk menolong dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kehidupannya. Semua ini disebabkan karena golongan pengusaha yang ekonominya kuat, makin jauh meninggalkan golongan ekonomi lemah, sehingga jurang yang nampak dalam perbedaan sosial ekonomi semakin lebar. Oleh karena itu, semakin lebar jurang tersebut, semakin sulit membangun kesejahteraan secara merata, dimana hal ini dapat mengancam stabilitas nasional. Menurut Bung Hatta, koperasi yang azasnya tersurat dalam pasal 33 UUD 1945 merupakan satu-satunya jalan untuk mendekatkan jurang perbedaan itu. Karena koperasi merupakan kumpulan orang bekerja

sama untuk mencapai kesejahteraan bersama, atau koperasi menjadi indikator yang baik untuk mengatasi kemiskinan pemberdayaan masyarakat yang ada di pedesaan Indonesia. Menurut Mubyarto (2003: 10), Indonesia perlu mempertimbangkan penerapan strategi kebijakan ekonomi yang langsung melibatkan kaum miskin di dalam aneka kegiatan pembangunan demi pemerataan dan keadilan. Ia juga memberikan saran-saran yang baik yaitu melibatkan koperasi dalam aneka kegiatan perekonomian karena sebagian besar koperasi mempunyai anggota yang terdiri dari ekonomi lemah. Jadi pembangunan koperasi identik dengan mengatasi kemiskinan, minimum kemiskinan anggota koperasi.

Peranan dan sumbangan koperasi bagi perekonomian semakin lama semakin penting karena membawa perubahan dalam struktur ekonomi. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional bergantung pada: 1. Sumbangan dan peranan koperasi dalam perekonomian yang semakin besar dan penting dapat terjadi secara: sektoral, regional, sumbangan dan bagian koperasi dalam pemilikan dan permodalan perusahaan; 2. Pertumbuhan struktural dalam perekonomian yang memperjelas wujud demokrasi ekonomi yang meliputi hal-hal: a. Integrasi koperasi yang semakin mantap baik secara horizontal maupun vertikal. b. Semakin terpadunya jaringan koperasi atau Co-operative Network ke dalam perekonomian nasional. c. Semakin utuhnya ekonomi koperasi sebagai suatu sistem; baik sistem produksi, pemasaran, keuangan, maupun sistem pengawasan koperasi. d. Meningkatnya kerjasama antara koperasi dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) dalam menunjang demokrasi, hal ini berarti mengembangkan koperasi tanpa mengorbankan azas dan sendinya. e. Pembangunan koperasi mempunyai dampak secara mikro dan makro. Secara mikro dapat terlihat, meningkatnya manfaat koperasi bagi anggota, meningkatnya pelayanan koperasi kepada anggota, meningkatnya demokrasi ekonomi dalam koperasi, meningkatnya wibawa anggota koperasi, meningkatnya hubungan kerja koperasi dengan pihak lain, meningkatnya hubungan keanggotaan dalam koperasi, meningkatnya peranan wanita dan pemuda dalam koperasi.

Secara makro dapat terlihat, koperasi semakin memasyarakat dan semakin melembaga dalam perekonomian, meningkatnya manfaat koperasi bagi masyarakat dan lingkungan, pemahaman yang lebih mendalam terhadap azas dan sendi koperasi serta tata kerja koperasi, meningkatnya produksi, pendapatan dan kesejahteraan akibat adanya koperasi, meningkatnya pemerataan dan keadilan melalui koperasi, meningkatnya kesempatan kerja yang ada karena koperasi. Demikianlah peranan, sumbangan serta dampak pembangunan koperasi dalam perekonomian nasional. Semua ini mengakibatkan dan pertumbuhan struktural dalam perekonomian nasional yang tergantung pada Co-operative Growth, Co-operative Share dan Co-operative Effect yang melibatkan, memberdayakan segenap lapisan masyarakat, sehingga dapat mengatasi kemiskinan. (Sukamdiyo, 1996)

Pembangunan partisipasi bertitik tolak dari operasi kebutuhan dan kemampuan masyarakat setempat. Strategi pembangunan yang akan dikembangkan dipilih dengan mempelajari kebutuhan dasar yang diperlukan, ketersediaan sumber daya, kondisi sosial budaya dan ekonomi pedesaan.

Ciri masyarakat desa perlu disadari dalam melaksanakan pembangunan pedesaan, yaitu keadaan alam, sikap mental, sosial budaya, pendidikan, dan modal yang rendah. Modal merupakan unsur yang sangat penting untuk meningkatkan produksi, pendapatan, dan taraf hidup masyarakat desa. Kekurangan modal sangat membatasi kegiatan usaha untuk bergerak dan dengan keterbatasan tersebut sulit untuk memperoleh dana dari luar karena membutuhkan syarat

administrasi yang rumit yang harus dipenuhi seperti agunan dan sebagainya.

Salah satu lembaga yang sesuai dengan pembangunan masyarakat pedesaan dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi, karena koperasi memiliki prinsip gotong royong, rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan. Organisasi koperasi yang diperlukan masyarakat adalah koperasi yang jujur dan dinamis sehingga potensi anggota dalam menghimpun dana dapat terwujud. (Arif S, 2003)

Credit Union berasal dari kata latin Credera yang artinya percaya. Union/ unus berarti kumpulan, sehingga Credit Union berarti sekumpulan orang-orang percaya satu sama lain, dalam satu ikatan pemersatu yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama, untuk dipinjamkan diantara sesama mereka dengan bunga yang layak, untuk tujuan produksi dan kesejahteraan.

Jadi credit union diperuntukkan kepada setiap orang yang mau menciptakan asset dengan cara menabung dengan harapan hari esok akan lebih sejahtera. Credit union berbeda dengan koperasi kredit yang bermakna memberikan kredit, bandingkan dengan kartu kredit, mobil kredit, rumah kredit dan sebagainya. Semua barang-barang kredit ini diluar makna credit union karena barang-barang dilunasi secara perlahan-lahan dengan tidak mempunyai makna menabung didalamnya. Setelah lunas selesai sudah kreditnya dan orang yang punya kredit tersebut tidak punya asset atau modal, yang berbeda dengan konsep credit union, nilai kredit tersebut justru menjadi aset dan menjadi modal yang disebut saham. (Ngo. A. Petrus, 2004)

Apa yang dibuat agar kita dapat menyamai orang Jepang (negara Jepang). Orang Jepang adalah bangsa yang sangat khawatir akan hari esok (masa depan) oleh karenanya ia menyisihkan penghasilannya untuk ditabung adalah prioritas utama, inilah yang membuat Jepang menjadi negara paling kuat dalam hal menabung, disamping hal-hal lain. Negara Jepang yang kita ketahui sebagai negara raksasa ekonomi dan kaya, tetapi sangat sederhana dalam pola hidup sehari-hari. Apa yang dilakukannya agar kita dapat sama dengan orang Jepang (negara maju). Solusinya dari kekhawatiran masa depan salah satunya dalah credit union.

Sebagai sebuah lembaga keuangan, sama dengan lembaga keuangan lainnya, credit union telah memiliki alat/ instrumen organisasi yang lengkap. Tersedia perangkat manajemen baik untuk tujuan spirit/ konsep-kosep maupun manajemen dalam arti teknis yang dalam operasionalnya dilaksanakan masing-masing oleh pengurus dan manajemen (staff).

Credit union partisipasi yang berada di Sukamakmur ini adalah merupakan koperasi simpan pinjam yang mempunyai program pendidikan dan pembinaan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan. Anggota credit union merupakan pilar-pilar yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan credit union. Partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota melaksanakan kewajiban dan melaksanakan hak anggota secara bertanggung jawab. (Widiyanti N, 2002)

Keberhasilan credit union terlihat melalui perkembangan jumlah unit credit union, jumlah anggota, besarnya asset dan besarnya sisa hasil usaha.

Hal yang merupakan aspek penting dari ukuran keberhasilan koperasi dari segi partisipasi anggota yaitu keterlibatan langsung anggota dalam menabung, meminjam, partisipasi mengikuti pendidikan koperasi, penggunaan pinjaman yang produktif merupakan faktor pendukung keberhasilan credit union untuk sukses. Perkembangan credit union dipedesaan sebagai lembaga rakyat merupakan dampak pembangunan yang positif bagi masyarakat pedesaan. Dengan kata lain credit union dipandang memiliki arti strategis. Untuk membantu memberdayakan masyarakat pedesaan untuk keluar dari kemiskinan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis ingin meneliti apa-apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan credit union partisipasi Sukamakmur.

Credit Union Partisipasi berdiri 10 Februari 1994, jumlah anggota Desember 2004 sebanyak 204 orang, jumlah simpanan Rp 282.651.425, jumlah pinjaman Rp 410.512.200, jumlah asset Rp 524.052.998. Bila dilihat dari data-data tersebut diatas credit union partisipasi

Sukamakmur ini cukup berhasil. (Laporan RAT, 2004)

Koperasi Credit Union (CU) adalah salah satu koperasi simpan pinjam yang muncul dan berkembang atas prakarsa masyarakat (Bottom Up) yang dikelola oleh masyarakat dan melayani masyarakat. Koperasi credit union adalah salah satu koperasi yang berhasil yang tidak dibina secara langsung oleh pemerintah tetapi dibina oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Lembaga ini muncul sebagai alternatif program nasional yang dirancang sesuai dengan keadaan desa dan juga pada masyarakat yang tidak terjangkau oleh lembaga keuangan formal seperti bank.

Koperasi credit union dibawah binaan Yayasan Ate Keleng merupakan wadah koperasi simpan pinjam, mempunyai program pendidikan dan pembinaan dalam kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat, khususnya hanya diperuntukkan bagi masyarakat pedesaan. Anggota koperasi merupakan pilar-pilar koperasi yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan koperasi. Partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota untuk melaksanakan kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan secara bertanggung jawab. (Widiyanti N, 2002)

Keberhasilan koperasi terlihat melalui perkembangan jumlah unit koperasi, jumlah anggota, besarnya aset, dan besarnya sisa hasil usaha. Hal ini merupakan aspek penting dari ukuran keberhasilan koperasi, akan tetapi partisipasi anggota atau keterlibatan langsung anggota dalam menabung, meminjam, dan kesadaran anggota mengikuti pendidikan dan pembinaan koperasi, serta penggunaan pinjaman untuk produktif merupakan faktor pendukung keberhasilan koperasi untuk sukses yang perlu dipertimbangkan.

Penggunaan kredit untuk kegiatan produktif akan menambah investasi, karena dengan bertambahnya produksi akan meningkatkan pendapatan yang akan berdampak kepada peningkatan tabungan. Keberhasilan koperasi credit union salah satunya diukur dari Sisa Hasil Usaha (SHU). Semakin bertambah sisa hasil usaha berarti semakin tinggi partisipasi anggota. Maka anggota akan mendapatkan deviden dari pembagian sisa hasil usaha tersebut. Perkembangan Koperasi credit union di pedesaan sebagai lembaga ekonomi rakyat merupakan dampak pembangunan yang positif bagi masyarakat pedesaan. Dengan kata lain koperasi dipandang memiliki arti yang strategis pada masa yang akan datang. (Mubyarto, 2003)

Dalam penelitian ini akan diteliti faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan koperasi credit union Partisipasi dalam pemberdayaan masyarakat di kecamatan Sibolangit.

Koperasi memiliki peranan yang cukup penting bila dikaitkan dengan pembangunan ekonomi di desa sesuai dengan kondisi pedesaan yang sebagian besar masyarakatnya termasuk golongan ekonomi lemah serta memiliki sifat kekeluargaan dan gotong royong. Maka keberadaan koperasi credit union akan membantu dalam mengembangkan segala usaha yang ada di masyarakat. Untuk itu perkembangan keberhasilan koperasi credit union sangat didukung oleh keberadaan partisipasi anggota koperasi itu sendiri. (Yulinda, 2003: 5)

METODE

Studi ini dilakukan dengan model analisa deskriptif. Untuk mengumpulkan data tentang berbagai variabel penelitian dilakukan survei sebagai metode pokok dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai suatu alat pengumpul data.

Populasi penelitian adalah seluruh anggota koperasi Credit Union yang berjumlah 204 orang. Sampel adalah anggota koperasi yang menggunakan peminjaman selama satu tahun minimal satu kali yaitu 80 orang. Jumlah 80 orang peminjam yang menjadi sampel sebanyak 50% dari anggota yang meminjam kredit ke koperasi Credit Union yaitu 40 orang. Dari sampel yang ada dipilih informan yang

mempunyai pengetahuan banyak dan mendalam tentang masalah yang diteliti sebanyak 5 orang. Pembatasan ini semata-mata karena persoalan waktu dan biaya.


Nama  : Randi Dwi Putra
NPM   : 25211843
Kelas   : 2EB09
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18647/1/har-mei2007-1%20%285%29.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar